Mustahil Prediksi Gempa dengan Tepat

Mustahil Prediksi Gempa dengan Tepat

Friday, 08 June 2007, Yogyakarta
YOGYA (KR) – Hidup di wilayah rawan bencana termasuk gempa, hendaknya membuat masyarakat memiliki kearifan dan bersahabat dengan gempa. Paling tidak masyarakat perlu memahami bahwa Indonesia yang berada dalam pertemuan 3 lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik yang setiap hari tentu bergesekan dalam arti menimbulkan gempa.

“Jika kita lihat di komputer, akan kita ketahui bahwa setiap hari itu ada gesekan-gesekan yang disebut gempa,” tandas Guru Besar UII Prof Sarwidi MSCE PhD kepada wartawan, Kamis (7/6). Hanya tentu saja, kata Sarwidi yang membahas isu gempa bagaimana kuantitas dan kualitas dari gesekan tersebut yang membuat besar kecil dan kedalaman gempa yang berbeda.

Dijelaskan Sarwidi, gempa itu merupakan sesuatu yang kompleks. “Ini karena sumber gempa letaknya di bawah. Datanya untuk saat ini masih sulit, jadi hampir mustahil bisa memprediksi gempa apalagi dengan ketepatan sampai dengan hari bahkan jam,” kata Sarwidi. Kalau puluhan tahun atau kira-kira dekade atau abad ini tambah Sarwidi yang juga Pembantu Rektor I UII, itu masih bisa diperkirakan. Meski demikian, lanjutnya, prediksi sampai dengan hari peristiwa, sulit dipercaya.

Masyarakat menurutnya tidak perlu risau dengan pelbagai macam isu yang mengabarkan akan ada gempa besar. “Namanya juga isu, jadi tidak dapat dipertanggungjawabkan,” tambahnya. Karena kita berada di daerah gempa maka kita harus bersahabat dengan gempa termasuk menghadapi isu-isu tersebut.

“Secara logika, tenaga baru dihimpun. Jadi menurut saya, kecil kemungkinan terjadi gempa besar. Ibaratnya orang marah, ‘kan tidak bisa marah setiap hari,” tambah Sarwidi.

Menyinggung soal air pasang di Pantura dan beberapa waktu di Pantai Selatan, Sarwidi mengajak masyarakat juga lebih bijak melihatnya. “Kalau diperhatikan, air pasang itu sudah berpuluh-puluh kali terjadi dan ada yang tidak ada kaitan dengan tsunami. Kalau saat ini ada seperti terjadi sebelumnya ya fenomena alam yang tidak terkait satu dengan yang lain,” kata Sarwidi. Menurutnya, pasang surut air laut tidak selalu terkait dengan tsunami. Bisa saja, tambahnya, kini karena klimatologi. (Fsy)-x.

http://222.124.164.132/article.php?sid=126142

1 Responses to Mustahil Prediksi Gempa dengan Tepat

  1. mastodik berkata:

    Gempa diprediksi seperti diri manusia, yang masa kecil/muda belia sering terjatuh, dalam perjalanan hidupnya. Kekawatiran terjadi bagi yang ada disekitarnya atau yang merasakannya, lalu seperti terguncang. Jika masa mandiri telah lewat sebagai usia alam, kini tinggal masa tua yang beranjak renta usia. Jalannya mungkin saja tidak seperti kondisi masa mudanya, lihat tulang yang mulai merapuh, mudah patah dan kondisi tandusnya alam dan nuansa cuaca sebagai kacamata yang sudah tidak terang / kabur seperti biasanya lagi. Lalu kekawatiran bila menjelang mati. Lebih dasyat karena kiamat bakal terjadi. Meski dari waktu ke waktu prediksi terus mengisi sebagai tanda. Cukuplah ingat akan awal dan akhir kepada Illahi, sebagai pemilik hidup dan mati alam dan isi.

Tinggalkan komentar